Berhubung Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Caka tinggal hitungan hari lagi, berikut saya akan berbagi artikel tentang Makna Ogoh Ogoh dan Pengertian Nyepi, Mari langsung baca dengan seksama Sob hehe di mulai dari :
1. Awal Mula
Munculnya Ogoh-Ogoh
Banyaknya
versi yang beredar di masyarakat Bali yang menjelaskan tentang awal mula
munculnya ogoh-ogoh. Agak sulit sebetulnya menentukan kapan awal mula ogoh-ogoh
muncul. Namun, diperkirakan ogoh-ogoh tersebut dikenal sejak jaman Dalem
Balingkang. Pada saat itu ogoh-ogoh digunakan pada saat upacara Pitra
Yadnya. Pitra Yadnya adalah upacara pemujaan yang ditujukan kepada para pitara
dan kepada roh-roh leluhur umat Hindu yang telah meninggal dunia.
Namun ada
pendapat lain yang menyebutkan ogoh-ogoh tersebut terinspirasi dari Tradisi
Ngusaba Ndong-Nding di Desa Selat Karangasem. Perkiraan lain juga muncul
dan menyebutkan barong landung yang merupakan perwujudan dari Raja Jaya Pangus
dan Putri Kang Cing Wei (pasangan suami istri yang berwajah buruk dan
menyeramkan yang pernah berkuasa di Bali) merupakan cikal-bakal dari munculnya
ogoh-ogoh yang kita kenal saat ini. Informasi lain juga menyatakan bahwa
ogoh-ogoh itu muncul tahun 70 – 80-an. Ada juga pendapat yang menyatakan ada
kemungkinan ogoh-ogoh itu dibuat oleh para pengerajin patung yang telah merasa
jenuh membuat patung yang berbahan dasar batu padas, batu atau kayu, namun di
sisi lain mereka ingin menunjukan kemampuan mereka dalam mematung, sehingga
timbul suatu ide untuk membuat suatu patung dari bahan yang ringan supaya
hasilnya nanti bisa diarak dan dipertunjukan.
2. Bentuk
Ogoh-Ogoh
Ogoh-ogoh
sendiri memiliki peranan sebagai simbol prosesi penetralisiran
kekuatan-kekuatan negatif atau kekuatan Bhuta (kekuatan alam). Ogoh-ogoh yang
dibuat pada perayaan Nyepi ini merupakan perwujudan Bhuta Kala yakni perwujudan
makhluk yang besar dan menyeramkan.
Pada awal
mula diciptakannya, ogoh-ogoh dibuat dari rangka kayu dan bambu sederhana.
Rangka tersebut dibentuk lalu dibungkus kertas. Pada perkembangan jaman yang
maju pesat, ogoh-ogoh pun terimbas dampaknya. Ogoh-ogoh makin berinovasi,
dibuat dengan rangka dari besi yang dirangkaikan dengan bambu yang dianyam.
Pembungkus badan ogoh-ogoh pun diganti dengan gabus atau stereofoam
dengan teknik pengecatan.
Tema
ogoh-ogoh pun semakin bervariasi, dari tema pewayangan, modern, porno sampai
politik yang tidak mencerminkan makna agama. Tema ogoh-ogoh yang diharapkan
adalah sesuai dengan nilai agama Hindu yaitu tidak terlepas dari Tuhan, Manusia
dan Buta Kala sebagai penyeimbang hubugan ketiganya.
Ogoh-ogoh
simbol Kala ini haruslah sesuai dengan sastra agama yang diatur dalam pakem.
Tapi dari sudut pandang lain mengatakan ogoh-ogoh itu merupakan kreativitas
anak muda yang mengeksploitasi bentuk gejala alam dan fenomena sosial yang
terjadi di masyarakat saat ini jadi tidak perlu adanya pembatasan ataupun
pengekangan dalam berekspresi.
3. Makna
Yang Terkandung Dalam Pawai Ogoh-Ogoh
Ogoh-ogoh
merupakan cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia. Tradisi ini
mengingatkan masyarakat Bali khususnya. Selain itu, ogoh-ogoh diarak keliling
desa bertujuan agar kekuatan negatif yang ada di sekitar desa agar ikut bersama
ogoh-ogoh. Ritual meminum arak bagi orang yang mengarak ogoh-ogoh di anggap
sebagai perwakilan dari sifat buruk yang ada di dalam diri manusia. Beban dari
berat yang mereka gendong adalah sebuah sifat negatif, seperti cerminan
sifat-sifat raksasa, ketika manusia menyadari hal ini.
Akhir
pengarakan ogoh-ogoh, masyarakat akan membakar figur raksasa ini, boleh jadi
dikatakan membakar (membiarkan terbakar habis) sifat-sifat yang seperti si
raksasa. Ketika semua beban akan sifat-sifat negatif yang selama ini mengambil
(memboroskan) begitu banyak energi kehidupan seseorang, maka seseorang akan
siap memulai sebuah saat yang baru. Ketika segalanya menjadi hening, masyarakat
diajak untuk siap memasuki dan memaknai Nyepi dengan sebuah daya hidup yang
sepenuhnya baru dan berharap menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya bagi
dirinya dan segenap semesta.
4. Definisi
Ogoh-Ogoh
Jika dilihat
dari aspek tertentu ogoh-ogoh memiliki beberapa definisi. Bagi orang awam
ogoh–ogoh adalah boneka raksasa yang diarak keliling desa pada saat menjelang
malam sebelum hari raya Nyepi (Pengrupukan) yang diiringi dengan gamelan Bali
yang disebut Baleganjur , kemudian untuk dibakar. Menurut Wilkipedia bahasa
Indonesia, “Ogoh-ogoh adalah seni patung dalam kebudayaan Bali yang
menggambarkan kepribadian Bhuta Khala.”
Para
cendekiawan Hindu mengambil kesimpulan bahwa proses perayaan ogoh-ogoh
melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta, dan waktu yang maha
dahsyat. Kekuatan itu dapat dibagi dua, pertama kekuatan Bhuana Agung,
yang artinya kekuatan alam raya, dan kedua adalah kekuatan Bhuana Alit
yang berarti kekuatan dalam diri manusia. Kedua kekuatan ini dapat digunakan
untuk menghancurkan atau membuat dunia bertambah indah.
upacara
Panca Kelud, di tingkat kecamatan dilakukan Upacara Caru Panca Sanak, di
tingkat desa dilakukan upacara Caru Panca Sata, dan di tingkat banjar dilakukan
upacara Caru Eka Sata.
Sedangkan di
masing-masing rumah tangga, upacara dilakukan di natar merajan (sanggah). Di
situ umat menghaturkan segehan Panca Warna 9 tanding, segehan nasi sasah 100
tanding. Sedangkan di pintu masuk halaman rumah, dipancangkanlah sanggah
cucuk dan di situ umat menghaturkan banten daksina, ajuman, peras,
dandanan, tumpeng ketan sesayut, penyeneng, jangan-jangan serta perlengkapannya.
Pada sanggah cucuk digantungkan ketipat kelan (ketupat 6 buah), sujang
berisi arak tuak. Di bawah sanggah cucuk umat menghaturkan segehan agung
asoroh, segehan manca warna 9 tanding dengan olahan ayam burumbun dan tetabuhan
arak, berem, tuak dan air tawar. Setelah usai menghaturkan pecaruan, semua
anggota keluarga, kecuali yang belum tanggal gigi atau semasih bayi, melakukan
upacara byakala prayascita dan natab sesayut pamyakala lara malaradan
di halaman rumah.
Upacara
Bhuta Yadnya di tingkat provinsi, kabupaten dan kecamatan, dilaksanakan pada
tengah hari sekitar pukul 11.00 – 12.00 (kala tepet). Sedangkan di tingkat
desa, banjar dan rumah tangga dilaksanakan pada saat sandhyakala (sore
hari). Upacara di tingkat rumah tangga, yaitu melakukan upacara mecaru. Setelah
mecaru dilanjutkan dengan ngrupuk pada saat sandhyakala, lalu
mengelilingi rumah membawa obor, menaburkan nasi tawur. Sedangkan untuk di
tingkat desa dan banjar, umat mengelilingi wilayah desa atau banjar tiga kali
dengan membawa obor dan alat bunyi-bunyian. Sejak tahun 1980-an, umat mengusung
ogoh-ogoh yaitu patung raksasa. Ogoh-ogoh yang dibiayai dengan uang iuran warga
itu kemudian dibakar. Pembakaran ogoh-ogoh ini merupakan lambang nyomia
atau menetralisir Bhuta Kala, yaitu unsur-unsur kekuatan jahat.
6. Pengertian
Nyepi
Nyepi berasal
dari kata “sepi”, “sipeng” yang berarti sepi, hening, sunyi, senyap.
Seperti namanya perayaan tahun baru caka bagi umat hindu di Indonesia ini
dirayakan sangat berbeda dengan perayaan Tahun Baru lainnya, dimana
perayaan umumnya identik dengan gemerlapnya pesta dan kemeriahan, dan euforia
dan hura-hura tetapi umat Hindu dalam merayakan Nyepi malah dilaksanakan dengan
Menyepi, “Sepi”, “Hening”,”Sunyi”,”Senyap”.
Mungkin
pertanyaan muncul dibenak kita, Mengapa perayaan Tahun Baru Caka tidak
dilaksanakan dengan ramai dan pesra seperti perayan tahun baru pada umumnya?
Menurut saya ini merupakan cermin kebijaksanaan dan kejeniusan lehuhur
kita, dimana seperti pada perayaan Hari Raya Siwarari, leluhur kita selalu
menekankan kita tentang konsep “mulat sarira”. Perayaan dalam
hening dan sepi agar kita belajar (instrospeksi/kembali ke jatidiri)
dengan merenung, meditasi, evaluasi diri dan bertanya tentang diri
kita, siapa kita? Mengapa kita ada disini? Akan kemanakah kita nanti? Selama
setahun ini apakah yang kesalahan kita yang perlu diperbaiki? Dan bukankah
dalam sepi dan hening kedamaian dan kejernihan pikiran lebih mudah tercapai ?
Pelaksanaan
Nyepi di Bal (Indonesia) memang unik dan istimewa,
konsep “mulat sarira” dengan “Catur Brata Penyepian”
nya memang sangat relevan dengan kondisi dunia sekarang
ini. Saat ini bumi kita sedang menghadapi berbagai masalah seperti global
warming, alam yang rusak karena polusi dan eksploitasi besar-besaran,
krisis energi dan permasalahan lainnya yang disebabkan oleh kemerosotan moral.
Perayaan
Nyepi dengan Catur Brata Penyepiannya membuat Bali sebagai satu-satunya
pulau di dunia yang mampu mengistirahatkan seisi pulau secara total sehari
penuh dari berbagai aktivitas. Setahun sekali memberi kesempatan untuk
kepada alam semesta untuk bebas menghirup segarnya udara tanpa asap dan
polusi kendaraan dan mesin. Penghematan di saat krisis energi seperti saat ini
terutama energi listrik karena pada hari ini Bali mampu mengurangi sebagian
besar penggunaan listrik dengan mematikan lampu-lampu dan mesin, Nyepi sehari
ini ternyata bisa melakukan penghematan penggunaan listrik hingga mencapai
8 Milyar. Dengan Nyepi kita diberi kesempatan memperoleh ketenangan dan
kedamaian mendengarkan kicauan burung dan nyanyian alam yang sedang tersenyum
sumringah karena bisa beristirahat sejenak pada hari ini setelah setahun
bekerja keras memenuhi keinginan manusia yang tidak ada habisnya.
Pelaksanaan
Nyepi di Bali bisa seperti saat ini di dukung oleh Pemerintah dan Dunia
Internasional dengan penutupan semua pintu masuk ke Bali mulai dari bandara dan
pelabuhan-pelabuhan. Penghentian siaran radio dan TV di Bali selama 1 hari 24
jam untuk menghormati Umat Hindu yang merayakan, bahkan dunia internasional pun
mengakui keluhuran dan keistimewaan pelaksanaan Nyepi di Bali dengan ramainya
wacana merayakan untuk menyediakan waktu Nyepi sehari untuk dunia “World
Silence Day”, ya walaupun saat ini baru berupa wacana saja .
7. Rangkaian
Pelaksanaan Nyepi
Perayaan
Nyepi terdiri dari beberapa rangkaian upacara yaitu :
- Melasti berasal dari kata Mala = kotoran/ leteh, dan Asti = membuang/memusnahkan, Melasti merupakan rangkaian upacara Nyepi yang bertujuan untuk membersihkan segala kotoran badan dan pikiran (buana alit), dan juga alat upacara (buana agung) serta memohon air suci kehidupan (tirta amertha) bagi kesejahteraan manusia. Pelaksanaan melasti ini biasanya dilakukan dengan membawa arca,pretima, barong yang merupakan simbolis untuk memuja manifestasi Tuhan Ida Sang Hyang Widi Wasa diarak oleh umat menuju laut atau sumber air untuk memohon permbersihan dan tirta amertha (air suci kehidupan). Seperti dinyatakan dalam Rg Weda II. 35.3 “Apam napatam paritasthur apah” yang artinya “Air yang berasal dari mata air dan laut mempunyai kekuatan untuk menyucikan. Selesai melasti Pretima,arca dan sesuhunan barong biasanya dilinggihkan di Bale Agung (Pura Desa) untuk memberkati umat dan pelaksanaan Tawur Kesanga.
2. Tawur Agung/Tawur Kesanga atau Pengerupukan dilaksanakan sehari menjelang Nyepi
yang jatuh tepat pada Tilem Sasih Sesanga. Pecaruan atau Tawur
dilaksanakan di catuspata pada waktu tepat tengah hari.
Filosofi Tawur adalah sebagai berikut tawur artinya membayar atau
mengembalikan. Apa yang dibayar dan dikembalikan? Adalah sari-sari alam yang
telah dihisap atau digunakan manusia. Sehingga terjadi keseimbangan maka
sari-sari alam itu dikembalikan dengan upacara Tawur/Pecaruan yang
dipersembahkan kepada Bhuta sehingga tidak menggangu manusia melainkan bisa
hidup secara harmonis (butha somya). Filosofi tawur dilaksanakan di catuspata
menurut Perande Made Gunung agar kita selalu menempatkan diri ditengah
alias selalu ingat akan posisi kita, jati diri kita, dan perempatan
merupakan lambang tapak dara, lambang keseimbangan, agar kita selalu menjaga
keseimbangan dengan atas (Tuhan), bawah (Alam lingkungan), kiri kanan (sesama
manusia). Setelah tawur pada catus pata diikuti oleh upacara pengerupukan,
yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh
pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul
benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara
ramai/gaduh. Pada malam pengerupukan ini, di bali biasanya tiap desa
dimeriahkan dengan adanya ogoh-ogoh yang diarak keliling desa disertai dengan
berbagai suara mulai dari kulkul, petasan dan juga “keplug-keplugan” yaitu
sebuah bom khas bali yang mengeluarkan suara keras dan menggelagar seperti
suara bom, yang dihasilkan dari proses gas dari karbit dan air yang dibakar
mengeluarkan suara ledakan yang mengelegar. Ogoh-ogoh umumnya dengan rupa
seram, mata melotot, susu menggelantung yang melambangkan buta kala dalam
berbagai rupa, juga menunjukkan kreativitas dari orang Bali yang luar biasa
yang terkenal akan seni dan budayanya
8. Nyepi jatuh pada Penanggal Apisan Sasih
Kedasa (tanggal 1 bulan ke 10 Tahun Caka). Umat Hindu merayakan Nyepi
selama 24 jam, dari matahari terbit (jam 6 pagi) sampai jam 6 pagi besoknya.
Umat diharapkan bisa melaksanakan “Catur Brata Penyepian” yaitu : Amati
Geni artinya tidak boleh berapi-api baik api secara fisik maupun api
didalam diri (nafsu). Amati Karya artinya tidak boleh
beraktivitas/bekerja. Amati Lelungan, dari kata lelunga yang
artinya bepergian, artinya tidak boleh bepergian keluar rumah. Amati
Lelanguan artinya tidak boleh bersenang-senang/ menyalakan TV/radio
yang bersifat hiburan. Dengan adanya Catur Brata Penyepian ini,
mengingatkan kita agar belajar pendalian diri dengan
melaksanakan Catur Brata Penyepian sehingga kita bisa fokus dan berkonsentrasi
dengan baik untuk mulat sarira (kembali ke jati diri) melalui perenungan dan meditasi. Tetapi
dalam kenyataannya di masyarakat, masih banyak umat pada saat Nyepi malah
menyalahgunakannya untuk berjudi “meceki” seharian. Selain Catur
Brata Penyepian, bagi yang umat yang mampu akan sangat bagus jika pada Nyepi
bisa melaksanakan tapa, brata, yoga, samadi misalnya dengan puasa selama 24
jam, dan juga monobrata yaitu tidak ngomong alias puasa berbicara sambil selalu
memfokuskan pikiran kepada Tuhan Ida Sang Hyang Widi Wasa.
- Ngembak Geni berasal dari kata ngembak yang berarti mengalir dan geni yang berarti api yang merupakan symbol dari Brahma (Dewa Pencipta) maknanya pada hari ini tapa brata yang kita laksanakan selama 24 Jam (Nyepi) hari ini bisa diakhiri dan kembali bisa beraktivitas seperti biasa, memulai hari yang baru untuk berkarya dan mencipta alias berkreativitas kembali sesuai swadharma/kewajiban masing-masing. Ngembak geni biasanya diisi dengan kegiatan mengunjungi kerabat dan saudara untuk mesima krama, bertegur sapa sambil mengucapkan selamat hari raya dan bermaaf-maafan. Dharma Santi juga biasanya diselenggarakan setelah Nyepi yaitu dengan mengadakan dialog keagamaan sekaligus tempat untuk mesimakrama alias bersilaturahmi dengan sesama.
9. Makna
Nyepi
Jika kita
renungi secara mendalam perayaan Nyepi mengandung makna dan tujuan yang sangat
dalam dan mulia. Seluruh rangkaian Nyepi merupakan sebuah dialog spiritual yang
dilakukan umat Hindu agar kehidupan ini selalu seimbang dan harmonis sehingga
ketenangan dan kedamaian hidup bisa terwujud. Mulai dari Melasti/mekiis dan
nyejer/ngaturang bakti di Balai Agung adalah dialog spiritual manusia dengan
Alam dan Tuhan Yang Maha Esa, dengan segala manifetasi-Nya serta para leluhur
yang telah disucikan. Tawur Agung dengan segala rangkaiannya adalah dialog
spiritual manusia dengan alam sekitar dan ciptaan Tuhan yang lain yaitu para
bhuta demi keseimbangan bhuana agung bhuana alit. Pelaksanaan catur brata
penyepian merupakan dialog spiritual antara diri sejati (Sang Atma) umat dengan
sang pendipta (Paramatma) Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam diri manusia ada
atman (si Dia) yang bersumber dan sang Pencipta Paramatma (Beliau Tuhan Yang
Maha Esa). Dan Ngembak Geni dengan Dharma Shantinya merupakan dialog spiritual
antara kita dengan sesama.
Sehingga
melalui Perayaan Nyepi, dalam hening sepi kita
kembai ke jati diri (mulat sarira) dan menjaga keseimbangan/keharmonisan
hubungan antara kita dengan Tuhan, Alam lingkungan (Butha) dan sesama sehingga Ketenangan
dan Kedamaian hidup bisa terwujud.
Hari Raya
Nyepi merupakan hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka.
Dimana pada hari ini umat hindu melakukan amati geni yaitu mengadakan Samadhi
pembersihan diri lahir batin. Pembersihan atas segala dosa yang sudah diperbuat
selama hidup di dunia dan memohon pada yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan
untuk bisa menjalankan kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang.
Hari Raya
Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang diyakini saat baik untuk
mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan dipercayai merupakan hari
penyucian para dewa yang berada dipusat samudra yang akan datang kedunia dengan
membawa air kehidupan (amarta) untuk kesejahteraan manusia dan umat hindu di
dunia.
Makna Hari
Raya Nyepi
Nyepi asal dari kata sepi (sunyi, senyap). yang merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender Saka, kira kira dimulai sejak tahun 78 Masehi. Pada Hari Raya Nyepi ini, seluruh umat Hindu di Bali melakukan perenungan diri untuk kembali menjadi manusia manusia yang bersih , suci lahir batin. Oleh karena itu semua aktifitas di Bali ditiadakan, fasilitas umum hanya rumah sakit saja yang buka.
Nyepi asal dari kata sepi (sunyi, senyap). yang merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender Saka, kira kira dimulai sejak tahun 78 Masehi. Pada Hari Raya Nyepi ini, seluruh umat Hindu di Bali melakukan perenungan diri untuk kembali menjadi manusia manusia yang bersih , suci lahir batin. Oleh karena itu semua aktifitas di Bali ditiadakan, fasilitas umum hanya rumah sakit saja yang buka.
10. Upacara
sebelum hari Nyepi
Ada beberapa upacara yang diadakan sebelum dan sesudah Hari Raya Nyepi , yaitu:
Ada beberapa upacara yang diadakan sebelum dan sesudah Hari Raya Nyepi , yaitu:
1. Upacara Melasti
Selang waktu dua tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi, diadakan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis, dihari ini, seluruh perlengkapan persembahyang yang ada di Pura di arak ke tempat tempat yang mengalirkan dan mengandung air seperti laut, danau dan sungai, karena laut, danau dan sungai adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa membersihkan dan menyucikan dari segala kotoran yang ada di dalam diri manusia dan alam.
Selang waktu dua tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi, diadakan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis, dihari ini, seluruh perlengkapan persembahyang yang ada di Pura di arak ke tempat tempat yang mengalirkan dan mengandung air seperti laut, danau dan sungai, karena laut, danau dan sungai adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa membersihkan dan menyucikan dari segala kotoran yang ada di dalam diri manusia dan alam.
2. Upacara Bhuta Yajna
Sebelum hari Raya Nyepi diadakan upacara Bhuta Yajna yaitu upacara yang mempunyai makna pengusiran terhadap roh roh jahat dengan membuat hiasan atau patung yang berbentuk atau menggambarkan buta kala ( Raksasa Jahat ) dalam bahasa bali nya sebut ogoh ogoh, Upacara ini dilakukan di setiap rumah, Banjar, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi. Upacara ini dilakukan di depan pekarangan , perempatan jalan, alun-alun maupun lapangan,lalu ogoh ogoh yang menggambarakan buta kala ini yang diusung dan di arak secara beramai ramai oleh masyarakat dengan membawa obor di iringi tetabuhan dari kampung kekampung, upacara ini kira kira mulai di laksanakan dari petang hari jam enam sore sampai paling lambat jam dua belas malam, setelah upacara ini selesai ogoh ogoh tersebut di bakar, ini semua bermakna bahwa seluruh roh roh jahat yang ada sudah diusir dan dimusnahkan Saat hari raya Nyepi, seluruh umat Hindu yang ada di bali wajibkan melakukan catur brata penyepian.
Sebelum hari Raya Nyepi diadakan upacara Bhuta Yajna yaitu upacara yang mempunyai makna pengusiran terhadap roh roh jahat dengan membuat hiasan atau patung yang berbentuk atau menggambarkan buta kala ( Raksasa Jahat ) dalam bahasa bali nya sebut ogoh ogoh, Upacara ini dilakukan di setiap rumah, Banjar, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi. Upacara ini dilakukan di depan pekarangan , perempatan jalan, alun-alun maupun lapangan,lalu ogoh ogoh yang menggambarakan buta kala ini yang diusung dan di arak secara beramai ramai oleh masyarakat dengan membawa obor di iringi tetabuhan dari kampung kekampung, upacara ini kira kira mulai di laksanakan dari petang hari jam enam sore sampai paling lambat jam dua belas malam, setelah upacara ini selesai ogoh ogoh tersebut di bakar, ini semua bermakna bahwa seluruh roh roh jahat yang ada sudah diusir dan dimusnahkan Saat hari raya Nyepi, seluruh umat Hindu yang ada di bali wajibkan melakukan catur brata penyepian.
11. Ada empat catur brata yang
menjadi larangan dan harus di jalankan :
1. Amati Geni: Tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu.
1. Amati Geni: Tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu.
2. Amati Karya: Tidak melakukan kegiatan kerja
jasmani, melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani.
3.Amati Lelungan: Tidak berpergian melainkan mawas
diri,sejenak merenung diri tentang segala sesuatu yang kita lakukan saat kemarin
, hari ini dan akan datang.
4. Amati Lelanguan: Tidak mengobarkan kesenangan
melainkan melakukan pemusat.
Pikiran
terhadap Sang Hyang Widhi Brata ini mulai dilakukan pada saat matahari
“Prabata” saat fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan
harinya, selama (24) jam.
12. Upacara setelah Nyepi
Upacara Hari Ngembak Geni berlangsung setelah Hari Raya Nyepi berakhirnya ( brata Nyepi ). Pada esok harinya dipergunakan melaksanakan Dharma Shanty, saling berkunjung dan maaf memaafkan sehingga umat hindu khususnya bisa memulai tahun baru Caka dengan hal hal baru yang fositif,baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat, sehingga terbinanya kerukunan dan perdamaian yang abadi Menurut tradisi, pada hari Nyepi ini semua orang tinggal dirumah untuk melakukan puasa, meditasi dan bersembahyang, serta menyimpulkan menilai kualitas pribadi diri sendiri.
Upacara Hari Ngembak Geni berlangsung setelah Hari Raya Nyepi berakhirnya ( brata Nyepi ). Pada esok harinya dipergunakan melaksanakan Dharma Shanty, saling berkunjung dan maaf memaafkan sehingga umat hindu khususnya bisa memulai tahun baru Caka dengan hal hal baru yang fositif,baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat, sehingga terbinanya kerukunan dan perdamaian yang abadi Menurut tradisi, pada hari Nyepi ini semua orang tinggal dirumah untuk melakukan puasa, meditasi dan bersembahyang, serta menyimpulkan menilai kualitas pribadi diri sendiri.
Di hari ini
pula umat Hindu khususnya mengevaluasi dirinya, seberapa jauhkah tingkat
pendekatan rohani yang telah dicapai, dan sudahkah lebih mengerti pada hakekat
tujuan kehidupan di dunia ini. Seluruh kegiatan upacara upacara tersebut di
atas masih terus dilaksanakan, diadakan dan dilestarikan secara turun menurun
di seluruh kabupaten kota Bali hingga saat ini dan menjadi salah satu daya
tarik adat budaya yang tidak ternilai harganya baik di mata wisatawan domestik
maupun manca negara.
Demikian Sob, Artikel tentang "Makna Ogoh Ogoh dan Pengertian Nyepi". Semoga Artikelnya bermanfaat ya Sob.
Data di Olah dari : panbelog.wordpress.com
alfredoblog.wordpress.com
Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul: Makna Ogoh Ogoh dan Pengertian Nyepi (Lengkap)
Ditulis Oleh : Addinfobaru
Jika Mengutip Artikel Harap Cantumkan Link Aktif Ke Artikel => Makna Ogoh Ogoh dan Pengertian Nyepi (Lengkap) ! Artikel Ini di Lindungi DMCA. Terima Kasih Atas Perhatian Sobat!
Judul: Makna Ogoh Ogoh dan Pengertian Nyepi (Lengkap)
Ditulis Oleh : Addinfobaru
Jika Mengutip Artikel Harap Cantumkan Link Aktif Ke Artikel => Makna Ogoh Ogoh dan Pengertian Nyepi (Lengkap) ! Artikel Ini di Lindungi DMCA. Terima Kasih Atas Perhatian Sobat!
Artikel Terkait